Burnout bukan lelucon. Kematian karyawan EY akibat tekanan kerja yang tinggi menghebohkan. Mari bahas bahaya "karoshi" dan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kematian akibat kelelahan bekerja atau "burnout" semakin banyak terdengar. Salah satu yang baru-baru ini terjadi adalah kematian seorang karyawan Ernst & Young (EY) di Indonesia.
Berita ini mengejutkan banyak orang, karena karyawan tersebut diduga meninggal dunia karena kelelahan akibat tekanan kerja yang sangat tinggi.
Dari sumber Detik mengungkapkan bahwa karyawan tersebut mungkin bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi, dengan jam kerja yang panjang tanpa waktu istirahat yang cukup.
Kasus ini menjadi pengingat bagi banyak orang akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Fenomena bekerja terlalu keras hingga merugikan kesehatan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara maju.
Istilah "karoshi" dari Jepang yang berarti "mati karena kerja berlebihan" menjadi bukti nyata bahwa kelelahan akibat pekerjaan dapat mengancam kesehatan fisik dan mental seseorang.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa hidup bukanlah semata-mata tentang pekerjaan. Kita perlu bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja.
Mengapa Bekerja untuk Hidup Lebih Membahagiakan?
Bekerja adalah bagian penting dalam kehidupan setiap orang. Namun, bekerja seharusnya tidak menjadi tujuan utama hidup.
Kita bekerja untuk mendapatkan penghasilan agar bisa hidup nyaman, namun kita sering terjebak dalam siklus yang membuat pekerjaan mendominasi hidup kita, sehingga mengabaikan aspek-aspek penting lainnya seperti keluarga, kesehatan, dan kebahagiaan pribadi.
Ada beberapa alasan mengapa bekerja untuk hidup lebih membahagiakan daripada hidup untuk bekerja:
1. Keseimbangan hidup yang sehat
Ketika kita bekerja untuk hidup, kita menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan aspek lain dalam hidup seperti waktu untuk keluarga, teman, dan hobi.
Penelitian dari Journal of Occupational Health Psychology menunjukkan bahwa orang yang memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi cenderung lebih bahagia dan lebih produktif. Mereka juga mengalami lebih sedikit stres dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
2. Kualitas hidup yang lebih baik
Orang yang tidak membiarkan pekerjaan mendominasi hidupnya cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Mereka dapat menikmati waktu luang mereka, menghabiskan waktu dengan orang yang mereka cintai, dan mengejar minat pribadi di luar pekerjaan.
Penelitian menunjukkan bahwa memiliki waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
3. Mengurangi risiko burnout
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional akibat tekanan kerja yang berlebihan. Jika kita bekerja untuk hidup, kita dapat menghindari kondisi ini. Menjaga batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah salah satu cara efektif untuk mencegah burnout.
4. Kesehatan mental dan fisik yang lebih baik
Orang yang memprioritaskan hidup di atas pekerjaan cenderung lebih sehat secara mental dan fisik. Mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berolahraga, tidur yang cukup, dan menjaga pola makan yang sehat.
Penelitian dari American Psychological Association menemukan bahwa orang yang menghabiskan terlalu banyak waktu bekerja cenderung mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan insomnia.
Berhenti dan Istirahatlah Sebelum Kelelahan
Seringkali, kita merasa tertekan untuk terus bekerja tanpa henti, bahkan ketika tubuh dan pikiran kita sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Ini adalah pola yang sangat berbahaya, karena tubuh memiliki batasan yang jika terus-menerus dilanggar, akan menimbulkan konsekuensi serius. Tanda-tanda bahwa tubuh dan pikiran sudah kelelahan di antaranya adalah:
1. Penurunan konsentrasi dan produktivitas
Ketika Kamu merasa sulit untuk fokus dan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik, itu adalah tanda bahwa Kamu butuh istirahat.
2. Mudah marah dan emosi tidak stabil
Kelelahan fisik dan mental seringkali memicu emosi negatif seperti marah atau cemas tanpa alasan yang jelas.
3. Masalah kesehatan fisik
Sakit kepala, nyeri otot, masalah pencernaan, hingga sulit tidur adalah beberapa gejala yang sering muncul akibat kelelahan kerja yang berlebihan.
Menurut World Health Organization (WHO), istirahat yang cukup, 7-8 jam di malam hari, merupakan salah satu kunci untuk menghindari stres dan kelelahan kerja yang berujung pada burnout.
Istirahat yang cukup juga penting untuk pemulihan otak dan tubuh, sehingga kita dapat kembali bekerja dengan semangat dan produktivitas yang lebih tinggi.
Mengapa Istirahat Penting?
1. Pemulihan mental dan fisik
Istirahat memungkinkan tubuh dan pikiran untuk memulihkan diri dari stres dan kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa istirahat sejenak selama bekerja, seperti berjalan-jalan singkat atau peregangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
2. Mencegah penyakit
Kelelahan kronis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya. Dengan istirahat yang cukup, tubuh dapat memperbaiki diri dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
3. Meningkatkan kreativitas dan inovasi
Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa mengambil jeda dari pekerjaan dapat merangsang pikiran kreatif dan membantu seseorang menemukan solusi baru untuk masalah yang dihadapi.
Utamakan Kesehatan Mental dan Fisik saat Bekerja
Menjaga kesehatan mental dan fisik selama bekerja adalah aspek yang sangat penting namun sering diabaikan.
Dalam dunia kerja yang penuh tekanan dan tuntutan, kesehatan sering kali menjadi prioritas kedua setelah pekerjaan. Padahal, tanpa kesehatan yang baik, kita tidak akan bisa bekerja secara optimal.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik selama bekerja:
1. Tetapkan batasan yang jelas
Menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting. Jangan biarkan pekerjaan menyusup ke dalam waktu istirahat atau waktu bersama keluarga. Bekerja sesuai jam kerja yang ditetapkan, dan pastikan Kamu mengambil waktu istirahat yang cukup setiap harinya.
2. Luangkan waktu untuk relaksasi
Stres adalah bagian yang tak terhindarkan dari pekerjaan, tetapi penting untuk memiliki mekanisme untuk mengelolanya. Meditasi, yoga, atau bahkan hanya berjalan-jalan di luar ruangan dapat membantu mengurangi stres dan memulihkan energi.
3. Jaga pola makan dan tidur yang sehat
Kesehatan fisik sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan seberapa baik kita tidur. Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi, minum air yang cukup, dan tidur minimal 7-8 jam per hari. Kelelahan fisik akibat kurang tidur dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kinerja kerja.
4. Cari dukungan sosial
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau bahkan profesional jika merasa kesehatan mental terganggu akibat pekerjaan. Berbicara tentang masalah yang dihadapi dapat membantu meredakan stres dan mencari solusi.
5. Latihan fisik teratur
Melakukan olahraga secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi tingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan energi.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Occupational Health, kesehatan mental dan fisik yang baik berhubungan langsung dengan peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja.
Dengan demikian, menjaga kesehatan bukan hanya menguntungkan individu, tetapi juga organisasi tempat bekerja. Bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja, adalah prinsip yang harus diterapkan oleh setiap individu yang bekerja.
Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk kebahagiaan, kesehatan, dan kesuksesan jangka panjang.
Terlalu fokus pada pekerjaan hingga mengabaikan kesehatan fisik dan mental dapat berakibat fatal, seperti yang ditunjukkan oleh kasus-kasus kematian akibat kelelahan bekerja.
Dengan menghargai diri sendiri, beristirahat ketika dibutuhkan, dan menjaga kesehatan mental serta fisik, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.
Hidup ini lebih dari sekadar pekerjaan, dan dengan memperlakukan pekerjaan sebagai sarana untuk hidup, kita dapat menikmati kehidupan dengan lebih bahagia dan bermakna.
Selain tentang karoshi, temukan artikel lain yang membahas kesehatan mental, tips mengatasi kelelahan, dan cara menjaga keseimbangan hidup yang lebih baik.
Dapatkan info penting lainnya di sini dengan download aplikasi KlikDokter. Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu.
Posting Komentar untuk "Sayangi Dirimu, Bekerjalah untuk Hidup Bukan Hidup untuk Bekerja"